MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANTAI MAKANANMELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD INPRES WOOI KECAMATAN OBI TIMUR KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
Abstract
Penelitian ini juga dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Inpres Wooi.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, dan pengukuran tes dan dokumentasi dalam pendekatan PTK. Dalam mengenalisis data penelitian, peneliti menggunakan Paparan data, pengelolaan data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, bahwa nilai yang diperoleh siswa pada siklus I adalah bahwa dari 23 siswa yang mencapai nilai gagal sebanyak 4 siswa.Dan siswa yang memiliki nilai standar (kurang) sebanyak 19 siswa. Hal ini berarti kemampuan yang dimiliki siswa secara umum mencapai nilai standar minimum ke bawah dengan pencapaian nilai ketuntasan belajar siswa di kelas adalah 68,70%.Sedangkansiklus II, bahwa dari 23 siswa yang mencapai nilai yang baik sebanyak 13 siswa.Dan siswa yang memiliki nilai cukup sebanyak 7 siswa. Hal ini berarti kemampuan yang dimiliki siswa secara umum mencapai nilai standar yang baik dengan pencapaian nilai ketuntasan belajar siswa di kelas adalah 87,83%. Berdasarkan temuan peneliti dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan, ternyata pembelajaran IPA pada materi rantai makanan dengan menggunakan metode role playing perlu dapat perhatian dan dikembangkan, karena barpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Melalui penggunaan metode role playing dalam pembelajaran IPA khususnya materi rantai makanan siswa kelas IV SD Inpres Wooi dapat mampu menumbuhkan aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil partisipasi aktivitas siswa selama pembelajaran yang menunjukan peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. (2) Pembelajaran IPA khususnya materi materi rantai makanan siswa kelas IV SD Inpres Wooi dengan menggunakan metode role playing dapat menunjukan hasil yang baik, hal ini terlihat dari nilai rata-rata perolehan tiap siklus. Dimana pada pra siklus nilai rata-ratanya 54,91 dalam kategori gagal yang meski demikian ketika siklus I juga dalam kategori tuntas tetapi beberapa siswa belum memiliki peningkatan prestasi belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dengan persentase sebesar 68,70. Namun, ketika pada siklus II prestasi belajar dalam mengikuti pembelajaran beruba pada sisi yang signifikan yaitu sebesar 87,83.